Easy Money



Easy Money


Easy Money
Easy Money
Showing posts with label naik haji. Show all posts
Showing posts with label naik haji. Show all posts

20120413

Kembali Naik Haji Berkat Mengaminkan Doa Orang Lain

Mitra haji dan umrah, ada sebuah kisah menarik seputar haji yang dituliskan oleh seorang kompasianer. Kisah ini sedikit berbeda dengan kisah yang banyak kita jumpai. Sangat menarik dan inspiratif, yaitu bagaimana seseorang bisa naik haji justru karena diam-diam mengaminkan doa orang lain yang sedang berdoa.

Kisah ini bermula pada tahun 1998, ketika Pak Dahlan (bukan nama sebenarnya) pergi menunaikan ibadah haji. Ketika itu, Pak Dahlan menunaikan haji atas biaya dinas alias ABIDIN. Wajar memang, apalagi ketika itu beliau sebagai anggota Bintal, yang bertugas menangani pembinaan rohani dan mental para pegawai di salah satu instansi pemerintah.

Nah, pada tahun 1998 itulah beliau mendapatkan pengalaman unik yang sangat berkesan. Ketika sedang beriktikaf di depan Ka’bah karena menunggu waktu shalat, tiba-tiba di depan beliau muncul seorang jamaah yang berdoa dengan suara keras. Jamaah yang masih berpakaian ihram itu berdoa dengan suara bergetar:

“Yaa Allah, Yaa Rabb, aku memohon kepada-Mu dengan sangat dan amat agar aku bisa datang lagi ke rumah-Mu beserta istriku pada tahun 2003. Ya Allah, kabulkanlah permohonanku ini, aamiin.”

Mendengar doa itu, Pak Dahlan yang awalnya terkaget-kaget, seketika ikut mengaminkan doa tersebut. Berharap agar doa jamaah tersebut dikabulkan Allah. Dan...ajaib! Tepat pada tahun 2003, Pak Dahlan kembali menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Jika dua kali naik hajinya yang lalu Cuma seorang diri, tahun 2003 beliau menunaikan ibadah haji berdua, bersama istrinya. Subhanallah...

***

Mitra haji dan umrah, begitu dahsyatnya kekuatan doa bagi seorang muslim. Bukan hanya karena doa itu dilantunkan oleh diri sendiri atau orang yang secara terbuka kita ikuti doanya, sebagaimana doa ketika khutbah Jumat. Bahkan, ketika kita mengaminkan doa itu secara diam-diam. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam hal ini, yaitu pada kisah Pak Dahlan di atas.

1.Kekuatan dan keutamaan doa

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku”. (QS. Al Baqarah: 186)

Diriwayatkan dari shahabat Nu’man bin Basyir ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Do’a adalah ibadah”, kemudian setelah itu beliau membaca ayat “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Ghafir: 60) (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrad no.714.

Tentunya, doa akan dikabulkan jika syarat dan adab berdoa kepada Allah terpenuhi.

2.Kehebatan doa jamaah haji

Dari Abdullah Ibnu ‘Umar Radhiallaahu anhu, Rasulullah saw bersabda:

“Orang yang berperang dijalan Allah, orang yang naik haji dan orang yang umrah, adalah tamu Allah. Dia memanggil mereka, maka mereka pun menjawab (panggilan)-Nya dan mereka memohon kepada-Nya. Dia-pun memberikan permohonan mereka.” (HR. Ath Thabrani dan Ibnu Hibban)

3. Doa yang diucapkan kepada seorang muslim tanpa bersamanya atau tanpa diketahuinya

Dari Shafwan bin Abdullah bin Shafwan dari ad Darda, ia berkata: Aku datang ke Syam dan aku mendatangi Abu Darda di rumahnya. Tapi aku tidak menemukannya dan bertemu dengan Ummi Darda. Ia berkata, “Apakah engkau hendak berangkat haji pada tahun ini?” Aku berkata, “Ya.” Ia berkata, “Berdoalah kepada Allah minta kebaikan untuk kami, karena Nabi saw pernah bersabda:

‘Doanya seorang muslim kepada saudaranya yang tidak bersamanya pasti dikabulkan. Di dekat kepalanya ada malaikat yang menjaganya. Setiap kali ia berdoa minta kebaikan untuk saudaranya, malaikat itu berkata, “Amin.” Dan engkau akan mendapatkan yang serupa’.”

Shafwan berkata: Kemudian aku keluar menuju pasar dan bertemu dengan Abu Darda, ia pun berkata sama seperti istrinya. (HR. Muslim)

4.Keutamaan doa di Masjidil Haram dan Ka’bah

Berdoa di depan Ka’bah, insya Allah dikabulkan. Hal ini disebabkan adanya tempat-tempat mustajab untuk berdoa. Sebagaimana kita ketahui, Masjidil Haram merupakan tempat yang sangat utama. Shalat di dalamnya digajnar pahala 100.000 kali shalat di masjid-masjid lainnya.

Adapun Ka’bah sendiri adalah Baitullah (Rumah Allah) yang menjadi kiblat shalat. Terdapat bagian dinding Ka’bah yang disebut dengan Multazam, tempat yang mustajab untuk berdoa. Di samping itu, terdapat pula Hijir Ismail, yang merupakan bagian dari Ka’bah. Hijir Ismail ini juga merupakan salah satu tempat mustajab untuk berdoa.

Dari Ibnu Abbas r.a bahwa Rasulullah saw bersabda:

“Multazam adalah tempat dikabulkannya doa. Tidak ada satu pun doa seorang hamba di Multazam kecuali akan dikabulkan.” (HR. Ahmad dalam Musnad Imam Ahmad Jilid V, hal. 347).

Diriwayatkan juga dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw bersabda:

“Tempat di antara sudut Ka’bah dan maqam Ibrahim adalah Multazam. Setiap orang sakit yang berdoa di sana pasti akan sembuh.” (HR. Ahmad dalam Musnad Imam Ahmad Jilid V, hal. 347).

Nah, begitu banyak keutamaan dan manfaat saat beribadah haji di tanah suci. Jika punya rezeki, jangan tunggu lama, segera daftarkan diri untuk berhaji dan bersiap pergi ke tanah suci. (RA)

20120411

Naik Haji karena Berdoa

“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku [berdoa kepada-Ku] akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS. Al-Mu’min: 60)

“Ya, Allah...Kapan aku mengangkat koperku sendiri?”

Itulah permintaan Ujang, seorang kuli panggul di Bandara Soekarno-Hatta saat mengangkat koper-koper jamaah haji.

Kala itu Bulan Muharram 1424 H. Tepat pada saat para jamaah haji kembali pulang ke tanah air. Sebagai seorang porter (tukang angkut), mengangkat koper adalah pekerjaan sehari-harinya. Namun kali ini, koper yang diangkat bukan sembarang koper. Namun koper milik jamaah haji yang baru saja dibongkar dari pesawat Saudi Airlines.

Setiap kali mengangkat satu koper, Ujang membaca basmallah dan bershalawat kepada Nabi saw. Sudah berpuluh koper diangkatnya, hingga saat memegang gagang sebuah koper terbetik keinginan dan pengaduannya yang kuat di dalam hati, “Ya, Allah, kapan aku mengangkat koperku sendiri seperti ini?”

***

Hari pun berganti. Minggu berganti minggu, bulan berganti bulan. Tepat empat bulan kemudian, terdapat pengumuman pemberian bonus dari perusahaan tempatnya bekerja. Subhanallah...nama Ujang tercantum di antara 17 karyawan yang akan diberangkatkan perusahaan ke tanah suci atas biaya perusahaan. Ujang pun bersujud syukur menyambut berita gembira itu.

Namun, setelah berita gembira itu datang, Ujang tertegun. “Bagaimana dengan Iis, istriku, jika tahu aku hanya berangkat seorang diri tanpa bersamanya?” pikirnya. Memang, selama ini sepasang suami-istri itu selalu berdoa bersama agar diperkenankan berangkat naik haji bersama-sama.

Di sepanjang jalan, Ujang merancang kata-kata yang tepat untuk menyampaikan berita itu. Jangan sampai berita gembira itu justru akan membuat istrinya bersedih. “Semoga tidak ada salah kata yang bisa melukai hati istriku,” harapnya.

Sesampainya di rumah, Ujang segera menemui istrinya. Dengan harap-harap cemas, ia pun menyampaikan kabar kejutan yang diterimanya dari kantor.

“Is, sebelumnya...Akang mau minta maaf sama kamu,” ujar Ujang.

“Emangnya ada apa, Kang?” tanya Iis.

“Akang dapat berita gembira, tapi khawatir kamu malah jadi sedih. Janji ya? Jangan marah, apalagi sedih,” ungkap Ujang hati-hati.

Iis terdiam sambil memandang suaminya dengan wajah bertanya-tanya. Penasaran...

“Begini Is. Akang tadi dapat berita kejutan dari kantor. Katanya Akang akan diberangkatkan naik haji, dibayarin kantor,” lanjut Ujang.

“Alhamdulillah!” seru Iis kegirangan. Segera dipeluknya sang suami dengan erat, “Selamat ya Kang...Kirain berita sedih.”

“Iya Is, memang berita gembira. Tapi Akang takut kamu sedih. Akang nggak bisa ikut bayarin Iis naik haji. Tau sendiri, kan, Akang cuma pegawai kecil. Kalau saja duitnya ada, Akang ingin kita bisa naik haji sama-sama,” ujar Ujang.

Iis memahami kegundahan hati Ujang. Sambil tersenyum ia berujar, “Ya udah, nggak usah dipikirin, Kang. Iis ikhlas kok melepas Akang naik haji. Tapi jangan lupa, doain Iis biar cepat nyusul Akang naik haji.”

Alhamdulillah...Hati Ujang menjadi gembira dan damai rasanya. Apa yang ia khawatirkan rupanya tidak terjadi. “Terima kasih, Ya Allah...”

***

Saat keberangkatan Ujang ke Tanah Suci pun tiba. Banyak para tetangga yang ikut mengantarkan. Sebagaimana lazimnya kebiasaan di kampung, Ujang diantar dilepas dengan azan dan iqamat. Saat shalawat dustur dikumandangkan, banyak orang yang meneteskan air mata, tak terkecuali Ujang. Dipeluknya satu persatu kerabat, tetangga, dan orang yang dikenalnya sambil meminta restu.

Hingga tiba giliran Iis mencium punggung tangan Ujang. Air mata mata keduanya deras mengalir saat berpelukan sebagai tanda perpisahan sementara.

“Kang Ujang, jangan lupa doain Iis di Baitullah, ya. Panggil-panggil nama Iis, insya Allah Iis dan anak-anak ikhlas melepas Akang. Semoga kami semua bisa nyusul berangkat haji dengan doa Kang Ujang,” ujar Iis.

***

Empat puluh dua hari lamanya Ujang menuntaskan hajinya di Mekkah dan Madinah. Kini, ia sudah kembali ke tanah air dan bekerja kembali seperti semula. Meski masih berkutat dengan pekerjaan lamanya, ia kini sudah mendapat gelar Pak haji dari orang-orang yang dikenalnya.

Suatu hari, tanpa sengaja, Iis mengutarakan keinginannya untuk naik haji kepada Ujang. Dengan nada sedih, diungkapkannya kegundahan hatinya yang sudah begitu rindu ingi berkunjung ke Baitullah. Mendengar itu, Ujang pun turut merasakan kerinduan hati Iis. Dengan lembut dihiburnya hati sang istri.

“Is, kamu berhak naik haji seperti halnya orang lain. Tapi, Akang belum punya uang untuk memberangkatkan kamu, Is. Cuma Allah satu-satunya harapan kita. Yuk, sama-sama kita nanti shalat tahajud dan meminta kepada Allah. Jangankan naik haji, minta lebih dari itu pun Dia Maka Kuasa untuk mengabulkan,” ajak Ujang. Iis pun menurut.

Setiap hari mereka berdoa tanpa lelah, terutama Iis. Jika Ujang sedang kecapekan dan tidak bisa bangun malam untuk tahajud, Iis shalat sendiri. Hingga suatu malam, antara tidur dan terjaga, Ujang mendengar Iis berdoa dengan derai air mata. Memohon dengan sangat kasih sayan Allah swt. Dalam hati, Ujang ikut mengaminkan doa istrinya.

***

Hingga suatu pagi, sebuah telepon datang pada saat Ujang hendak berangkat kerja. Ternyata, telepon itu dari kak iparnya yang mencari Iis, istrinya. Diserahkannya gagang telepon pada Iis. Dari jauh, Ujang mengamati istrinya yang tampat terkejut dan tak banyak bicara. Selesai menutup telepon, Iis menangis.

Perasaan Ujang jadi tidak enak. “Jangan-jangan ada yang meninggal,” pikirnya. Didekatilah istrinya dan dirangkulnya.

“Ada apa, Is,” tanya Ujang.

Sambil sesengukan, Iis mengatakan bahwa baru saja kakaknya telepon untuk meminta Isis menemaninya naik haji. Karena suami kaknya tidak bisa menemani, Iis pun diajak naik haji atas biaya kakaknya.

“Alhamdulillah ya Allah..begitu pemurahnya Engkau...”

Mereka pun tersungkur..bersimpuh sujud, syukur atas nikmat yang dib erikan Allah swt kwpada mereka. (RA)

*Cerita ini diadaptasikan dari kisah yang ditulis oleh A. Y. Ibrahim dalam buku 11 Langkah Menuju Kemabruran

20120408

Waktu-waktu Mustajab untuk Berdoa

Mitra haji dan umrah, sebelumnya kita sudah membahas tentang adab atau etika berdoa. Sekarang, kita akan membahas tentang waktu-waktu yang mustajab untuk menyampaikan doa kepada Allah swt. Memang, berdoa bisa dilakukan kapan saja. Namun, Rasulullah juga telah menunjukkan adanya waktu-waktu yang baik untuk berdoa.

Tentunya, niat besar untuk naik haji perlu direalisasikan dengan usaha yang lebih baik. Agar niat naik haji jadi kenyataan, perlu kita perhatikan etika atau adab berdoa dan waktu-waktu mustajab untuk berdoa. Berikut waktu-waktu mustajab untuk berdoa yang dituntunkan oleh Rasulullah saw.

1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir

“Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)

2. Ketika berbuka puasa

‘”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)

3. Ketika malam lailatul qadar

Dari Ummul Mu’minin Aisyah Radhiallahu’anha:

“Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah:

‘Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku‘”(HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At Tirmidzi berkata: “Hasan Shahih”)

4. Berdoa ketika adzan berkumandang

“Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)

5. Berdoa di antara adzan dan iqamah

“Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”)

6. Berdoa ketika sedang sujud dalam shalat

“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim, no.482)

7. Berdoa ketika sebelum salam pada shalat wajib

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

“Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: “Di akhir malam dan di akhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, 3499)

8. Berdoa di hari Jum’at

Dari Abu Hurairah ra.

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR. Bukhari 935, Muslim 852)

Dari Abu Musa al-Asy’ari ra.

“Waktu tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jum’at selesai” (HR. Muslim, 853).

Dari Jabir bin Abdillah ra.

“Dalam 12 jam hari Jum’at ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu kepada Allah Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di waktu setelah ashar” (HR. Abu Daud, no.1048. Dishahihkan Al Albani di Shahih Abi Daud).

1. Berdoa ketika turun hujan

“Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’, 3078)

10. Berdoa di hari Rabu antara dzuhur dan ashar

Dari Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu:

“Nabi shallallahu ‘alahi Wasallam berdoa di Masjid Al Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa, dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir : ‘Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa, dan saya mendapati dikabulkannya doa saya‘”

Dalam riwayat lain:

“Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara shalat Zhuhur dan Ashar” (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid, 4/15, berkata: “Semua perawinya tsiqah”, juga dishahihkan Al Albani di Shahih At Targhib, 1185)

11. Berdoa ketika Hari Arafah

“Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah” (HR. At Tirmidzi, 3585. Di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)

12. Berdoa ketika minum air zam-zam

“Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah, 2502)

Nah, mitta haji dan umrah, itulah beberapa waktu yang direkomendasikan bagi kita untuk menyampaikan doa kepada Allah swt. Segala keinginan dan harapan hendaknya disampaikan pada waktu-waktu tersebut, terutama bagi kita yang mempunyai niat ingin naik haji. Sampaikanlah keinginan naik haji tersebut dengan doa yang khusyu’ disertai harapan bahwa doa kita akan dikabulkan. Jangan lupa untuk memperhatikan etika/adab berdoa dan memilih waktu-waktu mustajab ini. Semoga niat kita untuk naik haji dikabulkan Allah swt. Aamiin. (RA)

20110401

Sapi Bawa Aceng Ke Mekkah

BANDUNG, KOMPAS.com — Ketekunan membawa Aceng (60), peternak sapi perah di Kampung Pajaten, Kelurahan Taruma Jaya, Kecamatan Kertasari, Bandung Selatan, naik haji ke Mekkah. Sedikit demi sedikit uang hasil perahan susu dikumpulkan hingga cukup membawa ia dan istrinya, Dedeh (59), ke Tanah Suci.

Pada 30 tahun silam, Aceng masih memiliki dua ekor anakan sapi. Satu sapi dia dapat dari hasil mengurus sapi milik orang lain. Ia dibayar dengan anakan ketika sapi yang dia urus melahirkan. Saat itu, Aceng mengurus sapi sambil bekerja di PT Perkebunan Nusantara VIII.

"Terus saya keluar dari perkebunan. Waktu itu beli anakan lagi pake uang hasil tabungan selama kerja di perkebunan," ucap Aceng ketika berbincang-bincang dengan Kompas.com di rumahnya.

Dua anakan itu lalu dia urus hingga dapat diperah dan beranak pinak. Berbeda dengan mayoritas peternak lain yang langsung menjual anakan, Aceng memilih memelihara anakan hingga dewasa. Kini, ayah empat anak itu memiliki tujuh ekor sapi, lima di antaranya sudah dapat diperah.

Untuk diketahui, mayoritas peternak mengeluhkan sulitnya bertahan hidup hanya dengan memerah sapi. Rata-rata, setiap peternak hanya memiliki dua hingga tiga ekor sapi perah. "Mereka enggak telaten. Ada anakan langsung dijual. Padahal, kalau sudah punya lima sapi cukup buat hidup, bahkan bisa naik haji," terang dia.

Dengan lima ekor sapinya, Aceng mendapat keuntungan bersih sekitar Rp 3,5 juta per bulan. "Dulu saya ingin sekali naik haji. Terus sedikit-sedikit saya kumpul uangnya sampai Rp 76 juta buat naik haji sama istri. Terus saya berangkat tahun 2008,"

20101126

Tips Sehat dan Bugar Saat Naik Haji

Badriah, 49 tahun, bahagia bukan kepalang. Sepekan lagi wanita yang bekerja sebagai pengajar di Jakarta ini akan menunaikan rukun Islam yang kelima, yaitu naik haji. Namun ada satu hal yang mengganggu pikirannya.

“Saya ini sering buang air kecil. Saya khawatir nanti bagaimana saya ketika menunaikan ibadah haji?” kata Badriah dalam sesi tanya jawab di forum simposium Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Kamis (14/10).

Dono Antono, dokter kloter yang pernah bertugas pada 2004 ini meminta Badriah untuk tidak terlalu khawatir. Dokter yang bertugas di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ini menyarankan Badriah untuk berolahraga sebelum berangkat naik haji. “Seperti jalan atau senam yang bisa membantu otot panggul,” kata Dono.

Selain olahraga, ada banyak persiapan yang mesti dilakukan oleh jemaah haji yang akan berangkat ke negeri yang cuacanya jauh berbeda dengan Indonesia. Tri Juli Edi Tarigan membagi persiapan yang perlu dilakukan sebelum berangkat naik haji dalam tiga bagian.

Persiapan pertama adalah persiapan mental dan spiritual, seperti merapikan aqidah, memperbaiki ibadah, dan memperhatikan mempraktikkan matinul kunul (seperti tidak melakukan ghibah, tidak dusta, tidak takabur, dan belajar sabar).

Belajar sabar, kata Tri Juli, sangat penting dipersiapkan sebelum berangkat ke Arab Saudi. “Karena di sana di mana-mana ngantri. Ke toilet, makan, semua ngantri,” kata Tri Juli.

Persiapan kedua adalah persiapan akal seperti mengetahui hukum-hukum haji dan melakukan manasik (simulasi). Dan persiapan ketiga adalah persiapan fisik.

Persiapan fisik yang perllu dilakukan, kata Tri Juli, adalah berjalan kaki selama 30 menit sehari, minimal tiga kali dalam seminggu. Olah raga berjalan kaki ini paling lambat mulai dilakukan sejak sebulan sebelum keberangkatan. “Supaya nanti kaki enggak pegal-pegal. Coba juga untuk sesekali berjalan di bawah panas terik matahari supaya nanti terbiasa,” kata Tri Juli.

Tri Juli juga menyarankan calon jemaah haji untuk menghindari keramaian jika tidak perlu dan tidak usah membawa barang banyak-banyak. “Bawalah tas kecil untuk membawa tempat minum, sandal, dan handuk kecil,” kata Tri Juli.

Saat pemeriksaan kesehatan di Indonesia, Tri Juli mengingatkan calon jemaah haji untuk terbuka pada petugas kesehatan. “jangan ngumpetin penyakit karena akan menyulitkan nantinya. Kala uterus terang, dokter kloter justru bisa mengawasi di sana,” ujar Tri Juli.

Sementara itu Iris Rengganis, dokter dari Divisi Imunologi Klinik di RSCM, mengingatkan calon jemaah haji untuk melakukan vaksinasi paling lambat dua minggu sebelum keberangkatan. Vaksinasi yang wajib dilakukan adalah vaksinasi meningitis yang memiliki imunitas hingga tiga tahun.

Meningitis adalah radang selaput otak yang disebabkan oleh bakteri. Penyakit yang kebanyakan berasal dari Afrika ini memang jarang ditemukan di Indonesia. “Tapi kan di sana jemaah haji datang dari berbagai bangsa, jadi mesti dicegah,” ujar dokter berkerudung ini.

Vaksinasi yang biasa dilakukan oleh jemaah haji adalah vaksinasi influenza. Tidak seperti Malaysia yang mewajibkan vaksinasi ini, pemerintah Indonesia hanya menganjurkan calon jemaah haji untuk divaksin influenza.

Namun Iris menganjurkan sebaiknya calon jemaah haji melakukan vaksinasi influenza. Vaksinasi ini memang tidak 100 persen mencegah influenza. “Hanya 70-90 persen. Jadi walau sudah divaksin, tetap kena flu, tapi tidak terlalu berat,” kata Iris. Imunitas vaksin ini bertahan hingga satu tahun.

Iris yang juga pernah bertugas sebagai dokter kloter mengingatkan calon jemaah haji untuk selalu memakai masker, baik di cuaca dingin maupun cuaca panas. Iris juga menyarankan calon jemaah haji untuk selalu mengkonsumsi makanan sehat.

Sejak Oktober, cuaca di Arab Saudi diperkirakan sudah memasuki musim dingin. Suhu di sana bisa mencapai di bawah 0 derajat Celcius. Berikut tips agar kulit tetap sehat saat naik haji:
- Memakai krim pelembab.
(Krim yang bagus adalah krim buatan Arab. Jadi lebih baik belilah krim di Arab Saudi).
- Tidak usah mandi terlalu sering, cukup sekali dalam sehari. Jangan mandi memakai air panas.
- Gunakan sabun dengan pH netral, jangan gunakan sabun antiseptik.

Meskipun suhu dingin, namun pada siang hari, udara di Arab seringkali kering. Udara yang kering ini sangat berisiko menyebabkan hidung mimisan.

Berikut tips menghindari mimisan:
- Pakailah masker yang terbuat dari kain sehingga masker bisa dibasahi dengan air zam zam supaya kelembaban hidung terjaga.
- Banyak minum dan makan buah dan sayuran. (Buah sangat murah di Arab)
- Konsumsi vitamin.
- Jangan mengorek-ngorek hidung.
Share on Facebook
Kata-kata Hikmah..! Jelang Pemilu, Jangan Golput ! Di Pemilu 2009